• Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 4 Title

    This is slide 4 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 5 Title

    This is slide 5 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 6 Title

    This is slide 6 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

Kamis, 06 Juni 2013

Unibraw Terapkan Blue Economy di Pulau Sempu


MALANG: Universitas Brawijaya (Unibraw), Kota Malang, Jawa Timur, menerapkan program blue economy guna mengembangkan potensi kelautan dan perikanan di Pulau Sempu.
Ketua Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unibraw Aida Sartimbul kepada wartawan, Senin (30/4), mengatakan program blue economy membidik tiga kepentingan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan penyehatan lingkungan.
"Lebih tepatnya pengembangan ekonomi yang mengandalkan sumber daya kelautan secara masif dikaitkan dengan menajemen kesinambungan dan pelestarian aset," tegasnya.
Ia menjelaskan, sebagai perguruan tinggi yang peduli terhadap keberlangsungan pembangunan khususnya pembangunan perikanan dan kelautan, pihaknya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta jaminan kesejahteraan masyarakat pesisir di wilayah Malang selatan dan utara Jawa Timur.
Untuk Malang selatan, lanjutnya, kegiatan difokuskan pada pengembangan potensi Pulau Sempu dan pantai Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pasalnya, di wilayah tersebut memiliki potensi alam meliputi perikanan tuna, karang, dan mangrove.
Malang selatan memiliki potensi besar karena terdapat 20 pulau yang belum digarap secara optimal. Pulau-pulau itu memiliki luas maksimal sekitar 200 hektare dan tidak berpenghuni.
Untuk menunjang pengembangan potensi tersebut, Unibraw sudah menyiapkan sarana dan prasarana berupa laboratorium lapang, alat pencatat data kualitas air, fisika air laut, pemantauan dan monitoring terumbu karang, kerang-kerangan, transplantasi karang, dan penanaman mangrove.
Sedangkan, pengembangan wilayah utara Jatim difokuskan di Situbondo. Di wilayah itu memiliki diversitas karang cukup tinggi, potensial untuk dikembangkan sebagai wisata berbasis ekologi.
"Wilayah Malang selatan dan utara Jatim secara rutin merupakan titik  monitoring karang kerja sama dengan Reef Check Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan konsep blue economy merupakan hasil rumusan pertemuan pakar dan stakeholder nasional pada Senin (23/4) di Bogor. Konsep itu akan dibawa perwakilan Indonesia di pertemuan internasional pengentasan kemiskinan konferensi PBB yang diselenggarakan di Rio de Jeneiro, Brazil, pada 20-22 Juni mendatang. (BN/OL-10)

PELABUAHAN

Posted by Unknown On 2:30 PM | 1 comment
PEMBANGUNAN PELABUAHAN




MALANG:Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondok Dadap Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang bisa selesai tahun ini.
Bahkan keberadaan PPP tersebut perlu segera ditunjang keberadaan infrastruktur berupa akses jalan. Pasalnya akses menuju ke Pondok Dadap belum ditopang akses jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan berat.
Erjono, Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), mengatakan kendaraan jenis tronton dengan kapasitas tonase sebesar 18.000 belum bisa masuk.
“Akses jalan menjadi kendala serius. Karena dalam hal ini perlu koordinasi lintas departemen dalam hal ini Pekerjaan Umum (PU) karena wilayah untuk perluasan jalan adalah milik Perhutani,” kata Erjono dihubungi usai Semiloka Nasional Perairan Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan se-Indonesia di Universitas Brawijaya (UB) Malang siang tadi.
Selain Pondok Dadap Kabupaten Malang, proyek serupa yang dananya berasal dari APBD Pemprov Jatim dan APBN tersebut adalah PPP Muncar Banyuwangi, Brondong Lamongan, Prigi Trenggalek, dan Tamperan Pacitan.
“Untuk prigi dan Brondong sudah selesai. Tahun ini mudah-mudahan Pondok Dadap selesai, sementara Muncar diharapkan pada 2013 mendatang.”
Dengan adanya PPP tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi nelayan di Pondok Dadap serta meningkatkan nilai ekonomi masyarakat karena ke depannya bakal berkembang menjadi sentra pengolahan ikan. 
Ditambahkannya, khusus untuk Muncar, bakal menjadi pelabuhan ikan yang legendaris di tanah air selain Bagan Siapi-api. Apalagi saat ini pamor pelabuhan Bagan Siapi-api yang sudah mulai susut menyusul tidak termanfaatkan lagi secara optimal sebagai pelabuhan ikan.
“Potensi perairan yang ada di Jawa Timur sangat besar. Selain itu Jawa Timur mempunyai sekitar 446 pulau-pulau kecil diantara pulau tersebut yang mempunyai kontribusi besar adalah pulau di Kabupaten Sumenep,” tambahnya.
Kabupaten Malang sendiri memiliki luas pantai sekitar 115 km mulai dari Pantai Licin, Pantai Sipelot, Pantai Purwodadi, Sendangbiru, Tamban, Bajul Mati, Kondang Merak, Balekambang, hingga Ngeliyep yang membentang dari timur sampai barat dan melintasi enam kecamatan yakni Ampelgading, Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Bantur, dan Kecamatan Donomulyo.
Luas potensi perairan laut Kabupaten Malang mencapai 570.801 km2 (setara 57.080 ha). Jika rata-rata produksi per hektare per tahun sekitar 456,66 kg, maka potensi produksi perikanan laut dapat mencapai 26.066,2 ton ikan per tahun.
Di wilayah enam kecamatan pantai tersebut, selain terdapat potensi perikanan laut, potensi sumber daya laut yang lain juga masih melimpah seperti rumput laut, terumbu karang, ikan hias, dan lainnya


NELAYAN SENDANG BIRU SUMBER MANJING MALANG






Malang (Antara Jatim) - Potensi dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan mampu berkontribusi positif bukan menjadi sebuah ukuran mutlak untuk menentukan sejahtera tidaknya atau makmur tidaknya suatu komunitas maupun individu seseorang.
Kekayaan dan potensi laut yang cukup besar di Samudra Indonesia, tak terkecuali di gugusan laut selatan Malang juga belum mampu memberikan kehidupan yang layak dan sejahtera bagi nelayan setempat, bahkan cenderung tetap menaungi komunitas nelayan di pesisir Pantai Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Padahal, potensi lautnya sangat beragam, bahkan jenis ikan tuna terbaik di lautan Indonesia, salah satunya berada di laut selatan Malang (Sendangbiru). Namun, kenapa sampai saat ini sebagian besar nelayan yang hidup di pesisir pantai itu belum juga mampu bangkit dan perekonomiannya meningkat.
Hari Nelayan Nasional yang diperingati setiap tanggal 6 April pun tak semua orang tahu, bahkan mengerti betapa pentingnya peran nelayan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga persoalan kesejahteraan masih menghantui peringatan tersebut dari tahun ke tahun.
"Berbagai upaya telah kami lakukan untuk meningkatkan perekonomian (pendapatan) nelayan di Sendangbiru ini, bahkan bantuan teknologi pendeteksi keberadaan ikan pun juga sudah kami berikan," kata Bupati Malang Rendra Kresna di sela-sela mengikuti kunjungan kerja Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie di Malang, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, upaya nyata yang telah dilakukan pemkab untuk meningkatkan pendapatan nelayan, di antaranya adalah memberikan bantuan rumpon, peralatan tangkap, skoci, jaring hingga bantuan sembako ketika para nelayan tersebut tidak melaut akibat gelombang laut yang cukup besar pada bulan Oktober hingga Maret.
Hanya saja, lanjut Rendra, bantuan tersebut memang belum secara signifikan bisa meningkatkan pendapatan atau hasil tangkapan mereka karena mereka masih belum berani untuk mencari ikan di laut lepas akibat minimnya teknologi dan keterbatasan tonase kapal yang mereka miliki.
Ia mengakui, beberapa tahun silam Pemkab Malang sudah menggagas program pembangunan kota nelayan terpadu (water front city), bahkan sudah dibuat rencana detailnya dan ada investor yang berminat untuk membangun kawasan pantai tersebut.
Rendra mengaku, banyak program yang diajukan ke pemerintah pusat untuk mengembangkan kawasan Pantai Sendangbiru agar bisa memberikan kehidupan yang layak bagi nelayan, namun lagi-lagi banyak kendala yang harus dihadapi.
Salah satu kendala terbesar adalah tukar guling lahan milik Perhutani. "Sampai saat ini tukar guling itu tidak bisa dilakukan, padahal ini juga untuk kepentingan masyarakat luas yang juga menjadi bagian dari anak bangsa,' ujar Rendra.
Lahan milik Perhutani yang akan ditukar guling tersebut di antaranya akan digunakan untuk pembangunan perumahan sederhana bagi nelayan, sekolahan, SPBU, tempat pengolahan dan pengalengan ikan dan infrastruktur pendukung lainnya.

Usulan Pemkab Malang terkini adalah dibangunya Pelabuhan Nusantara di Sendangbiru. Namun, lagi-lagi terganjal lahan milik Perhutani dan akses jalan yang kurang memadai karena untuk sampai di Sendangbiru harus melewati jalan berkelok dan sempit.

"Kami sudah upayakan, baik dengan pendanaan dari kabupaten, provinsi maupun pusat. Makanya, kami juga terus merayu pemerintah pusat maupun Kementerian Kehutanan agar tukar guling yang kami ajukan itu bisa disetujui dan pembangunan di Sendangbiru juga bisa dipercepat," tegas Rendra.
Proses pengajuan tukar guling lahan milik Perhutani seluas 17,3 hektare tersebut mulai tahun 1987 dan akan digunakan untuk membangun rumah sekitar 1.500 nelayan di kawasan itu. Padahal, Pemkab Malang sudah menyiapkan lahan pengganti di Desa Mulyosari, Kecamatan Ampelgading.
Infrastruktur
Kondisi infrastruktur, sarana dan prasarana sebagai penunjang berputarnya roda kehidupan di pesisir Pantai Sendangbiru memang masih sangat minim, mulai dari ketersediaan (pasokan) listrik, jalan, air bersih, transportasi dan pabrik es untuk mengawetkan hasil tangkapan ikan nelayan.
Karena seringnya terjadi pemadaman listrik di kawasan itu, satu-satunya pabrik es yang ada terpaksa harus gulung tikar, sehingga nelayan juga harus rela "impor" es batangan (balok) dari sejumlah daerah, seperti Kota Malang, Blitar, Tulungagung maupun Kediri.
Apalagi, salah satu kebutuhan pokok manusia, yakni papan juga belum terpenuhi secara layak. Masih banyak nelayan yang datang dari hampir seluruh penjuru nusantara itu harus tinggal berdesakan antara dua hingga tiga kepala keluarga dalam satu rumah.
Untuk mewujudkan impian para nelayan Sendangbiru yang ingin memiliki rumah sendiri tersebut, Kepala Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Sudarsono sudah menyiapkan lahan seluas 5 hektar untuk rumah susun.
Untuk pembangunan rumah susun bagi nelayan itu nanti, katanya, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Malang dan mengajukan permohonan ke Kementerian Perumahan Rakyat.
"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah, tidak hanya bantuan dalam bentuk kail atau 'ikan' berupa sembako dan peralatan untuk meningkatkan pendapatan, tapi juga yang bersifat permanen, yakni rumah tinggal bagi nelayan karena kehidupannya selama ini sangat memprihatinkan," ujarnya.
Menanggapi kehidupan nelayan Sendangbiru yang cukup memprihatinkan tersebut Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan, secara bertahap akan dilakukan penataan. Oleh karena itu Rendra berharap tukar guling lahan tersebut bisa terealisasi secepatnya agar pembangunan di kawasan itu juga bisa secepatnya dilakukan.

"Pemkab tidak akan mampu kalau bekerja sendirian karena dana yang dibutuhkan untuk mengubah Sendangbiru menjadi kota mandiri dengan segalam fasilitas, sarana, prasarana serta infrastruktur memadai cukup besar, bahkan bisa mencapai ratusan miliar rupiah," katanya.

Yang bisa dilakukan Pemkab Malang saat ini, kata Rendra, memberikan bantuan agar nelayan bisa bertahan hidup dengan peralatan yang ada, terutama pada saat musim paceklik (tidak melaut). Memang, kendala terbesar yang dihadapi nelayan Sendangbiru selama ini adalah peralatan dan teknologi modern untuk memaksimalkan hasil tangkapan ikan.

Ketika musim paceklik sekitar Oktober hingga Maret, banyak nelayan Sendangbiru yang beralih profesi untuk sekedar bertahan hidup. Ada yang menjadi kuli bangunan dan pekerja serabutan asalkan menghasilkan uang.

Potensi Perikanan
Pesisir selatan Kabupaten Malang sepanjang 115 kilometer yang melintasi enam kecamatan, meliputi Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Ampelgading, Tirtoyudo, Bantur, dan Donomulyo tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam dan deburan ombak nan indah, tapi juga potensi perikanan yang cukup besar.

Hanya saja potensi perikanan laut yang cukup besar di kawasan Pantai Selatan Malang, khususnya sendangbiru itu belum tergarap secara maksimal. Potensi ikan di wilayah perairan sejauh 200 mil dari bibir pantai ini sangat tinggi, yakni 80 ribu ton, di antaranya cakalang, tongkol dan tuna, bahkan juga rumput laut, ikan hias, dan terumbu karang.

Potensi tangkapan ikan laut di pesisir laut Selatan Kabupaten Malang rata-rata mencapai 403.444 ton per tahun, namun saat ini baru tergarap dengan baik sekitar 9.500 ton per tahun atau hanya 2,4 persen dari keseluruhan potensi yang ada.

Meski memiliki potensi besar, Kabupaten Malang belum dilengkapi pelabuhan perikanan yang memadai. Hingga saat ini hanya ada tiga tempat pelelangan ikan, yakni di Licin Ampelgading, Sendangbiru dan Tirtoyudo.

"Yang pasti kami akan terus berupaya meningkatkan hasil tangkapan ikan, kualitas pengolahan dan kemasan agar bernilai jual tinggi, termasuk ikan tuna yang menjadi ekspor unggulan," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Malang endang Retnowati.

Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Cicip Sutarjo ketika berkunjung ke Malang belum lama ini berjanji akan segera merealisasikan pembangunan pelabuhan ikan Internasional di Pantai Sendangbiru.

Pelabuhan yang digagas sejak 2006 lalu itu berfungsi untuk pendaratan kapal ikan dari berbagai daerah di Indonesia. "Kita anggarkan pada 2014 mendatang," katanya.

Menurut Cicip, program kementeriannya disesuaikan dengan prioritas pembangunan wilayah. Sehingga sejumlah proyek, termasuk pelabuhan ikan Internasional di Sendangbiru tidak bisa dikerjakan secara cepat, namun Cicip telah meminta Bupati Malang, Rendra Kresna, melengkapi Detail Engineering Design (DED) berkaitan dengan rencana pembangunan pelabuhan ikan tersebut.

Ketua Kelompok Nelayan Sekoci Pantai Sendang Biru, Sudarsono, menjelaskan keberadan pelabuhan internasional itu nantinya akan mempermudah nelayan dalam usaha lainnya karena hasil tangkapan ikan nelayan adalah tuna yang menjadi komoditas ekspor ke Eropa dan Jepang. Rata-rata setiap hari hasil tangkapannya mencapai 100 ton, sehingga butuh pabrik es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan.

Di Pantai Sendang Biru jumlah nelayan mencapai 1.000 orang didukung armada angkut 300 kapal berbagai jenis, seperti sekoci, pleret, dan payang. Sebagian besar nelayan datang dari berbagai daerah di Indonesia seperti Banyuwangi, Pacitan dan Makassar.

Ke depan, Indonesia djuga igadang-gadang menjadi negara ke-7 berpotensi pelaku ekonomi terbesar di dunia tahun 2030 oleh lembaga survei McKinsey (2012) dengan sektor perikanan sebagai penopangnya.


Dianugerahi segala potensi kekayaan hayati, letak geografis yang strategis, ternyata sebagian besar masyarakat nelayan masih hidup dalam kemiskinan. Dari 30,02 juta penduduk yang tergolong miskin di Indonesia, 7,87 juta (25,14 persen) di antaranya adalah nelayan.

PADI

Posted by Unknown On 2:13 PM | 1 comment
PADI SUMBER MANJING KULON
MASYARAKAT Sumbermanjing sebagian adalah seorang petani.petani Desa Sumbermanjing kebanyakan menanam Padi di sawahnya.berikut fotonya yaitu di kampung selatan atau biasa di kenal Kandang Baben (mungkin karena di tempat itu terdapat kandang Babi:







dan sebagian ada yang memilih menanam Tebu :
sebagai sumber daya masyarakat harus melestarikan walaudengan cara imigrasi.




Produksi padi di Kab. Malang pada musim tanam musim kemarau (MK) II tidak berpengaruh cuaca kemarau yang panjang.

Sekretaris Daerah Kab. Malang Abdul Malik mengatakan laporan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat menyebutkan bahwa daerah-daerah yang terdampak kemarau bukan sentra produksi padi, malainkan kawasan kering, kawasan tadah hujan.

"Karena itulah produksi padi Kab. Malang tidak terganggu musim kemarau yang panjang. Produksi di daerah ini masih surplus," katanya hari ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Malang Hafi Lutfi, mengatakan status kekeringan di enam kecamatan itu masuk dalam kategori satu. Artinya kekeringan langka terbatas.

Karena itulah, lanjut dia, masalah tersebut perlu adanya penanganan cepat. Untuk memenuhi air bersih di enam kecamatan tersebut, maka BPBD bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang, setiap hari air bersih yang didistribusikan sebanyak 30 kiloliter.

Selama ini pihaknya setiap hari selalu menerima laporan dari masyarakat yang terkait dengan kekurangan air bersih. Dari laporan masyarakat itu, maka pihaknya langsung mengecek melalui kepala desa setempat terkait dengan kebenaran informasi tersebut.

Enam kecamatan yang dilanda kekurangan yakni sebagian wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Sumberpucung, Singosari, Pagak, Kecamatan Gedangan, dan Donomulyo.

Keringan terparah di Kecamatan Gedangan. Ada lima desa yaitu di Desa Sumbergesing, Sumberprekul, Sumbernanas, Gedangan Kulon, dan Krajan Kidul. Total warga yang mengalami krisis air bersih itu mencapai sekitar 20.000 jiwa.

"SEMOGA SUBUR DAN TIDAKGAGAL PANEN YA PAK TANI"


JAMUR TIRAM

Posted by Unknown On 2:10 PM | No comments
JAMUR TIRAM SUMBER MANJING




Di antara tanaman jamur yang bisa dimakan, jamur tiram putih mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia.
Namun, bagi petani Malang, jamur yang juga bernama Pleurotus ostreatus itu sudah bukan tanaman asing lagi karena mereka sudah membiakkannya sebagai bahan pangan.
Jamur yang berbentuk cangkang tiram dan mengandung asam lemak tak jenuh tersebut sangat mudah dibudidayakan dan dikembangbiakkan, terutama di daerah pegunungan yang hawanya sejuk.
Biasanya, jamur tiram putih tumbuh di alam bebas seperti di pohon atau batang kayu yang sudah lapuk. Tetapi sekarang sudah mulai dibudidayakan dan dikembangbiakkan di areal yang terbatas, bahkan di dalam ruangan.
"Saat ini, jamur tiram menjadi makanan yang digemari masyarakat. Untuk membudidayakan dan pengembangbiakkan jamur tiram tidak terlalu sulit, tidak membutuhkan biaya dan lahan yang luas," kata seorang pembudidaya jamur tiram putih Muhammad Romsi (38) saat bincang-bincang dengan Wartawan di Desa Sumber Agung, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.
Romsi yang merupakan penanggungjawab pengembangbiakan jamur tiram putih dari kelompok tani Sumber Agung menuturkan, pengembangbiakan jamur itu bisa dilakukan oleh siapa pun.
"Asal suhu ruangan lembab dan lantai disiram. Suhu maksimal ruangan adalah 29 derajat celsius," kata dia.
Untuk pembudidayaan di dalam ruangan, pertama perlu dibangun rumah-rumah kecil, bisa dalam berbagai ukuran. Romsi dan rekan-rekannya hanya membuat ruangan berukuran 3x4 meter dengan dinding dari anyaman bambu dan berventilasi.
"Untuk pengembangbiakan jamur, (ruangan) tidak boleh terkena air hujan maupun matahari secara langsung. Tapi perlu ventilasi agar terjadi pertukaran udara," kata dia.
Dalam bangunan berlantai tanah tersebut, dibuat rak setinggi 1,5 meter dari bambu sebanyak 26 rak. Rak-rak itulah yang akan digunakan untuk menempatkan kantung-kantung plastik, media tempat tumbuhnya jamur.
"Setiap rak bisa memuat 1000 kantung plastik," kata Romsi.
Kantung plastik yang telah diisi dengan serbuk gergajian pohon Sengon, gandum, katul padi (limbah kulit padi sisa penggilingan), dan jagung yang mudah ditemui di pasar-pasar. Masing-masing kantung tersebut dijual dengan harga Rp1.700.
Pembiakannya tidaklah rumit dan dapat dipanen sebulan setelah penempatan kantung plastik di atas rak-rak dalam ruang pembiakan.
"10 hari pertama, akan ada perubahan isi kantong plastik dari coklat menjadi putih. Lalu ikatannya dibuka atau disobek sebesar tutup botol. Dari sobekan itu akan muncul bakal jamur. Tiga hingga empat hari setelah bakal jamur terlihat, sudah bisa dipanen. Rata-rata untuk berat jamur antara 5 ons. Untuk satu kali panen, biasanya menghasilkan 5 kilorgram dan itu bisa dilakukan panen setiap hari," kata Romsi.
Yang lebih penting lagi, budidaya jamur itu sangat bermanfaat secara ekonomi karena harga jualnya mencapai Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram.
"Kalau kita yang langsung jual ke pasar, harganya Rp8000. Tapi kalau ada yang datang langsung membeli, harganya Rp10 ribu," kata Romsi.
Berdasarkan penelitian, jamur tiram putih mengandung protein tinggi (10,5-30,4%), air, kalori, mineral, lemak dan karbohidrat. Tak hanya itu, tanaman tersebut juga mengandung kalsium, vitamin B1, B2 dan vitamin C.
Jamur tiram putih mengandung fosfor, besi, kalsium Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh.
Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, antara lain protein rata-rata 3.5 - 4% dari berat basah atau dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering, kandungan proteinnya 10,5-30,4%.
Jamur tiram juga mengandung sembilan macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Dari sisi manfaat jamur tiram putih memiliki berbagai manfaat, bisa sebagai makanan, asupan menurun kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi, dan bermanfaat bagi penderita jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya.
Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat berbagai penyakit seperti liver, diabetes, anemia. antiviral, dan antikanker.
Bagi penderita obesitas (berat badan berlebih), jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun.

Jamur tiram bisa dikonsumsi dengan berbagai cara pengolahan seperti digulai, disup, untuk soto. Bahkan bisa dijadikan makanan ringan dalam bentuk kripik

CARA BUDIDAYA CENGKEH

Posted by Unknown On 1:58 PM | No comments
CARA BUDIDAYA CENGKEH KECAMATAN SUMBERMANJING


Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun bila faktor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah.
PT. NATURAL NUSANTARA Kecamatan Sumber Manjing berusaha berperan dalam peningkatan produksi secara K-3 yaitu Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.
SYARAT PERTUMBUHAN
·         -Tanaman tumbuh optimal pada 300 - 600 dpal dengan suhu 22°-30°C, curah hujan yang dikehendaki 1500 4500 mm/tahun
·         Tanah gembur dengan dalam solum minimum 2 m, tidak berpadas dengan pH optimal 5,5 - 6,5. Tanah jenis latosol, andosoldan podsolik merah baik untuk dijadikan perkebunan cengkih.
PEMBIBITAN
- Buat bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam 20 cm dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian timur dan 1,2 m dibagian selatan, intensitas cahaya 75%.
Pembibitan
·         Benih dibenamkan pada media di polybag ukuran 15 cm x 20 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran 20 cm x 25 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 2 tahun) yang bagian bawahnya telah dilubangi 2,5 mm dengan jarak 2 x 2 cm. Media yang digunakan pasir halus, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1, dan berikan Natural GLIO per 20 25 kg pupuk kandang yang telah jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram tanah dengan POC NASA 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter air. -Kemudian susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan.
·         Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40% saat bibit dipindahkan ke lapang.
·         Pemupukan dengan NPK dilakukan dengan dosis 10 gr/pohon/tahun atau dengan Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 3,5 gr/bibit/tahun . Pupuk tersebut diberikan tiap 3 bulan sekali sedangkan untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5 bulan sekali.
Catatan : Akan lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA interval 4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.
Pengajiran
Pengajiran dilakukan pada blok tanaman untuk memudahkan penanaman dengan jarak tanam 8 x 8 m dengan pola bujursangkar atau empatpersegi panjang.
Penanaman
Cangkul tanah yang telah diberi ajir dengan ukuran lubang tanam 75 x 75 x 75 cm. Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Berikanlah pupuk kandang 25 - 50 kg yang telah dicampur dengan 1 pak Natural GLIO dan 1,5 - 2 kg dolomit, campur hingga rata. Masukan 5-10 kg campuran tersebut per lubang tanam. Masukkan bibit dan gumpalan tanahnya kedalam lubang hingga batas leher akar.
Beri peneduh buatan setingggi 30 cm dengan intensitas 50%. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis 2-3 ml/liter air per bibit atau semprot POC NASA dosis 2 tutup/ tangki. Hasil akan lebih bagus dengan menggunakan SUPERNASA dengan cara : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) dijadikan larutan induk. Kemudian dalam 1 liter air ditambahkan 10 ml larutan induk kemudian diberikan untuk setiap pohonnya.

Blogroll

About