JAMUR TIRAM SUMBER MANJING
Di antara tanaman jamur yang bisa
dimakan, jamur tiram putih mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian
masyarakat Indonesia.
Namun, bagi petani Malang, jamur
yang juga bernama Pleurotus ostreatus itu sudah bukan tanaman asing lagi karena
mereka sudah membiakkannya sebagai bahan pangan.
Jamur yang berbentuk cangkang
tiram dan mengandung asam lemak tak jenuh tersebut sangat mudah dibudidayakan
dan dikembangbiakkan, terutama di daerah pegunungan yang hawanya sejuk.
Biasanya, jamur tiram putih
tumbuh di alam bebas seperti di pohon atau batang kayu yang sudah lapuk. Tetapi
sekarang sudah mulai dibudidayakan dan dikembangbiakkan di areal yang terbatas,
bahkan di dalam ruangan.
"Saat ini, jamur tiram
menjadi makanan yang digemari masyarakat. Untuk membudidayakan dan
pengembangbiakkan jamur tiram tidak terlalu sulit, tidak membutuhkan biaya dan
lahan yang luas," kata seorang pembudidaya jamur tiram putih Muhammad
Romsi (38) saat bincang-bincang dengan Wartawan di Desa Sumber Agung, Kecamatan
Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.
Romsi yang merupakan
penanggungjawab pengembangbiakan jamur tiram putih dari kelompok tani Sumber
Agung menuturkan, pengembangbiakan jamur itu bisa dilakukan oleh siapa pun.
"Asal suhu ruangan lembab
dan lantai disiram. Suhu maksimal ruangan adalah 29 derajat celsius," kata
dia.
Untuk pembudidayaan di dalam
ruangan, pertama perlu dibangun rumah-rumah kecil, bisa dalam berbagai ukuran.
Romsi dan rekan-rekannya hanya membuat ruangan berukuran 3x4 meter dengan
dinding dari anyaman bambu dan berventilasi.
"Untuk pengembangbiakan
jamur, (ruangan) tidak boleh terkena air hujan maupun matahari secara langsung.
Tapi perlu ventilasi agar terjadi pertukaran udara," kata dia.
Dalam bangunan berlantai tanah tersebut,
dibuat rak setinggi 1,5 meter dari bambu sebanyak 26 rak. Rak-rak itulah yang
akan digunakan untuk menempatkan kantung-kantung plastik, media tempat
tumbuhnya jamur.
"Setiap rak bisa memuat 1000
kantung plastik," kata Romsi.
Kantung plastik yang telah diisi
dengan serbuk gergajian pohon Sengon, gandum, katul padi (limbah kulit padi
sisa penggilingan), dan jagung yang mudah ditemui di pasar-pasar. Masing-masing
kantung tersebut dijual dengan harga Rp1.700.
Pembiakannya tidaklah rumit dan
dapat dipanen sebulan setelah penempatan kantung plastik di atas rak-rak dalam
ruang pembiakan.
"10 hari pertama, akan ada
perubahan isi kantong plastik dari coklat menjadi putih. Lalu ikatannya dibuka
atau disobek sebesar tutup botol. Dari sobekan itu akan muncul bakal jamur.
Tiga hingga empat hari setelah bakal jamur terlihat, sudah bisa dipanen.
Rata-rata untuk berat jamur antara 5 ons. Untuk satu kali panen, biasanya
menghasilkan 5 kilorgram dan itu bisa dilakukan panen setiap hari," kata
Romsi.
Yang lebih penting lagi, budidaya
jamur itu sangat bermanfaat secara ekonomi karena harga jualnya mencapai
Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram.
"Kalau kita yang langsung
jual ke pasar, harganya Rp8000. Tapi kalau ada yang datang langsung membeli,
harganya Rp10 ribu," kata Romsi.
Berdasarkan penelitian, jamur
tiram putih mengandung protein tinggi (10,5-30,4%), air, kalori, mineral, lemak
dan karbohidrat. Tak hanya itu, tanaman tersebut juga mengandung kalsium,
vitamin B1, B2 dan vitamin C.
Jamur tiram putih mengandung
fosfor, besi, kalsium Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur
tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat,
1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100
kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh.
Serat jamur sangat baik untuk
pencernaan, mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram
menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, antara lain
protein rata-rata 3.5 - 4% dari berat basah atau dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering, kandungan
proteinnya 10,5-30,4%.
Jamur tiram juga mengandung
sembilan macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin,
leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Dari sisi manfaat jamur tiram
putih memiliki berbagai manfaat, bisa sebagai makanan, asupan menurun
kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim
hidrolisis dan enzim oksidasi, dan bermanfaat bagi penderita jantung lemah
serta beberapa penyakit lainnya.
Jamur ini juga dipercaya
mempunyai khasiat sebagai obat berbagai penyakit seperti liver, diabetes,
anemia. antiviral, dan antikanker.
Bagi penderita obesitas (berat
badan berlebih), jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat
badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. antitumor, antikanker,
antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan
dapat meningkatkan sistem imun.
Jamur tiram bisa dikonsumsi
dengan berbagai cara pengolahan seperti digulai, disup, untuk soto. Bahkan bisa
dijadikan makanan ringan dalam bentuk kripik
0 komentar:
Posting Komentar