Kamis, 06 Juni 2013

Unibraw Terapkan Blue Economy di Pulau Sempu


MALANG: Universitas Brawijaya (Unibraw), Kota Malang, Jawa Timur, menerapkan program blue economy guna mengembangkan potensi kelautan dan perikanan di Pulau Sempu.
Ketua Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unibraw Aida Sartimbul kepada wartawan, Senin (30/4), mengatakan program blue economy membidik tiga kepentingan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan penyehatan lingkungan.
"Lebih tepatnya pengembangan ekonomi yang mengandalkan sumber daya kelautan secara masif dikaitkan dengan menajemen kesinambungan dan pelestarian aset," tegasnya.
Ia menjelaskan, sebagai perguruan tinggi yang peduli terhadap keberlangsungan pembangunan khususnya pembangunan perikanan dan kelautan, pihaknya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta jaminan kesejahteraan masyarakat pesisir di wilayah Malang selatan dan utara Jawa Timur.
Untuk Malang selatan, lanjutnya, kegiatan difokuskan pada pengembangan potensi Pulau Sempu dan pantai Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pasalnya, di wilayah tersebut memiliki potensi alam meliputi perikanan tuna, karang, dan mangrove.
Malang selatan memiliki potensi besar karena terdapat 20 pulau yang belum digarap secara optimal. Pulau-pulau itu memiliki luas maksimal sekitar 200 hektare dan tidak berpenghuni.
Untuk menunjang pengembangan potensi tersebut, Unibraw sudah menyiapkan sarana dan prasarana berupa laboratorium lapang, alat pencatat data kualitas air, fisika air laut, pemantauan dan monitoring terumbu karang, kerang-kerangan, transplantasi karang, dan penanaman mangrove.
Sedangkan, pengembangan wilayah utara Jatim difokuskan di Situbondo. Di wilayah itu memiliki diversitas karang cukup tinggi, potensial untuk dikembangkan sebagai wisata berbasis ekologi.
"Wilayah Malang selatan dan utara Jatim secara rutin merupakan titik  monitoring karang kerja sama dengan Reef Check Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan konsep blue economy merupakan hasil rumusan pertemuan pakar dan stakeholder nasional pada Senin (23/4) di Bogor. Konsep itu akan dibawa perwakilan Indonesia di pertemuan internasional pengentasan kemiskinan konferensi PBB yang diselenggarakan di Rio de Jeneiro, Brazil, pada 20-22 Juni mendatang. (BN/OL-10)

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About