Unibraw
Terapkan Blue Economy di Pulau Sempu
MALANG: Universitas Brawijaya
(Unibraw), Kota Malang, Jawa Timur, menerapkan program blue economy guna
mengembangkan potensi kelautan dan perikanan di Pulau Sempu.
Ketua Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unibraw
Aida Sartimbul kepada wartawan, Senin (30/4), mengatakan program blue economy
membidik tiga kepentingan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat,
dan penyehatan lingkungan.
"Lebih tepatnya pengembangan
ekonomi yang mengandalkan sumber daya kelautan secara masif dikaitkan dengan
menajemen kesinambungan dan pelestarian aset," tegasnya.
Ia menjelaskan, sebagai perguruan
tinggi yang peduli terhadap keberlangsungan pembangunan khususnya pembangunan
perikanan dan kelautan, pihaknya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta
jaminan kesejahteraan masyarakat pesisir di wilayah Malang selatan dan utara
Jawa Timur.
Untuk Malang selatan, lanjutnya,
kegiatan difokuskan pada pengembangan potensi Pulau Sempu dan pantai
Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pasalnya, di wilayah tersebut
memiliki potensi alam meliputi perikanan tuna, karang, dan mangrove.
Malang selatan memiliki potensi
besar karena terdapat 20 pulau yang belum digarap secara optimal. Pulau-pulau
itu memiliki luas maksimal sekitar 200 hektare dan tidak berpenghuni.
Untuk menunjang pengembangan
potensi tersebut, Unibraw sudah menyiapkan sarana dan prasarana berupa
laboratorium lapang, alat pencatat data kualitas air, fisika air laut,
pemantauan dan monitoring terumbu karang, kerang-kerangan, transplantasi
karang, dan penanaman mangrove.
Sedangkan, pengembangan wilayah
utara Jatim difokuskan di Situbondo. Di wilayah itu memiliki diversitas karang
cukup tinggi, potensial untuk dikembangkan sebagai wisata berbasis ekologi.
"Wilayah Malang selatan dan
utara Jatim secara rutin merupakan titik
monitoring karang kerja sama dengan Reef Check Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan konsep blue
economy merupakan hasil rumusan pertemuan pakar dan stakeholder nasional pada
Senin (23/4) di Bogor. Konsep itu akan dibawa perwakilan Indonesia di pertemuan
internasional pengentasan kemiskinan konferensi PBB yang diselenggarakan di Rio
de Jeneiro, Brazil, pada 20-22 Juni mendatang. (BN/OL-10)
0 komentar:
Posting Komentar